ARSITEK
KELAS MERDEKA
Syabarruddin,
M.Pd
MTs Negeri
Landak
Tak
dapat dipungkiri bahwa menjadi guru adalah profesi paling mulia di dunia ini.
Dari lembut lisannya, tuntunan ucapannya, goresan tegas jemarinya di papan
tulis, dan teladan sikapnya banyak terlahir orang-orang sukses. Guru menjadi
magnet banyak manusia untuk mereguk ilmu bermanfaat darinya.
Begitupun
saya, ketika dengan pilihan sadar memilih profesi menjadi seorang guru, saya
menyadari bahwa tugas guru layaknya seorang arsitek. Punya tugas merancang
lingkungan yang memungkinkan munculnya penemuan-penemuan. Saat saya berada dikelas dan berhadapan
dengan anak didik, satu hal yang terus berputar-putar di kepala adalah kelak
akan menjadi seperti apa mereka dengan ilmu yang saya ajarkan.
Saya
menyadari bahwa tugas utama adalah mendidik mereka untuk siap menghadapi
zamannya dan menjadikan mereka sebagai calon-calon penemu handal. Dengan sadar
akan tugas berat tersebut,maka semua harus disiapkan dengan matang dan
terencana. Mengajar bukan hanya sekedar masuk dan menyampaikan materi lalu
selesai. Kelas saya harus menjadi kelas merdeka belajar.
Ya
benar, semua bermula dari kelas merdeka belajar. Tentu ada banyak hal yang yang
harus dihadapi diruang kelas merdeka belajar. Fakta yang harus saya hadapi
untuk memulai mengarsiteki kelas. Terlebih ketika saya mengampu mata pelajaran
matematika. Pelajaran yang masih dianggap momok menakutkan oleh banyak anak
didik. Pelajaran yang hampir tidak disukai oleh banyak siswa. Sehingga
dibutuhkan strategi dan Langkah jitu untuk mewujudkan kelas matematika yang
merdeka, merdeka belajar matematika.
Pertama,
merencanakan kelas merdeka. Sebagai arsitek kelas, penting untuk merencanakan
kelas merdeka belajar dengan strategi yang tepat. Mengubah stigma matematika pelajaran
yang membosankan dan menyulitkan teramat berat. Karena memang konsep dasar dan
kemampuan dasar berhitung siswa masih kurang. Untuk itu, merencanakan
pembelajaran yang menyenangkan menjadi solusi untuk menjembataninya.
Perencanaan
pembelajaran untuk kelas merdeka belajar tentulah harus memperhatikan banyak
aspek. Ketersediaan alat, sarana prasarana pembelajaran dan cakupan luasnya
materi pembelajaran. Tidak ada halangan untuk menjalankan rencana pembelajaran
kelas merdeka belajar jika memang kondisi sekolah tidak memungkinkan. Mencari
alternatif yang lebih simpel dan mudah dapat mengganti rencan ideal.
Kedua,
Menentukan model pembelajaran yang cocok digunakan untuk dipraktekkan di kelas
merdeka belajar. Kebiasaan dan kenyamanan menggunakan model konvensional
ceramah berjam-jam dihadapan siswa haruslah segera dihilangkan. Seabrek model pembelajaran terbaik dari para
ahli pendidikan wajib untuk dipraktekkan. Mulai dari show ball throwing,
jigsaw, think pair share, number head together semua sudah dilakoni. Hasilnya,
anak-anak sangat menyukainya. Belajar tanpa beban, bebas berekspresi dan penuh
motivasi.
Ketiga,
mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari di sekitar mereka.
Para ahli sering menyebutnya dengan realistic mathematics education atau RME.
Pembelajaran matematika di kelas haruslah memiliki keterhubungan dengan
lingkungan.
Saat
mengajarkan konsep lingkaran, tentu anak didik kita saban hari mengendarai
sepeda yang rodanya berbentuk lingkaran. Saat mengajarkan bangun ruang sisi datar,
bak mandi anak-anak kita dirumahnya merupakan bentuk dari bangun ruang sisi
datar. Ketika menyampaikan materi kesebangunan, mengukur tinggi tiang bendera
sekolah menjadi ajang praktek.
Dengan
senantiasa mengaitkan matematika dengan kehidupan, secara alam bawah sadar anak
didik akan merasakan matematika ada dalam keseharian hidupnya. Matematika
ternyata ada dirumah, dikamar, dan lingkungan permainan mereka. Stigma bahwa
matematika itu sulit dan tidak ada gunanya akan terbantahkan.
Keempat,
melaksanakan proses belajar yang kreatif, inovatif dan menyenangkan. Pelaksanaan
proses pembelajaran merupakan inti dari tugas guru sebagai arsitek kelas.
Perencanaan yang telah matang disusun, dipraktekkan secara totalitas di ruang
kelas. Pembukaan kelas yang mempesona dan mengejutkan, kerja kelompok yang
menghasilkan karya inovatif, suasana pembelajaran yang bahagia dan menyenangkan
saat semua anggota kelas saling berkontribusi dalam pembelajaran.
Jangan
pernah menganggap bahwa anak didik kita hanyalah sebuah botol kosong tanpa isi.
Kelas merdeka belajar membuka ruang seluas-luasnya bagi guru dan siswa untuk
bereksplorasi. Biarkan anak didik bereksperimen di kelas dengan tema yang kita
berikan. Ajak mereka berpendapat dengan bahasanya untuk menyampaikan hasil kerjanya.
Hargai hasil kerja mereka dengan apresiasi yang membanggakan. Kelas merdeka dan
menyenangkan akan tercipta.
Kelima,
evaluasi pembelajaran yang komprehensif. Untuk tahu sejauh mana proses
pembelajaran di kelas
sudah berjalan sesuai rencana, maka sangat diperlukan evaluasi pembelajaran
yang menyeluruh. Penilaian yang menyentuh semua aspek kemampuan siswa mulai dari
kognitif, afektif dan psikomotor. Selain menilai hasil belajar
siswa dari pengetahuan yang sudah dipelajari, sikap siswa dalam berinteraksi di
kelas dan sesamanya, serta keterampilan dalam mencipta proyek juga menjadi
objek penilaian yang komprehensif.
Setiap
anak didik memiliki karakter belajar yang berbeda-beda. Menghargai setiap
karakter dan kompetensi mutlak dimiliki oleh setiap guru. Cita-cita ingin
menjadikan anak didik sebagai calon penemu unggul akan tercipta. Guru arsitek
dari kelas merdeka belajar mencetak calon penemu unggul untuk masa depan
Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar