Selasa, 07 Juli 2020

ARSITEK KELAS MERDEKA


ARSITEK KELAS MERDEKA
Syabarruddin, M.Pd 
MTs Negeri Landak

icebreakingpaksyabar SAGUSABLOG Satu Guru Satu Blog
Tak dapat dipungkiri bahwa menjadi guru adalah profesi paling mulia di dunia ini. Dari lembut lisannya, tuntunan ucapannya, goresan tegas jemarinya di papan tulis, dan teladan sikapnya banyak terlahir orang-orang sukses. Guru menjadi magnet banyak manusia untuk mereguk ilmu bermanfaat darinya.
Begitupun saya, ketika dengan pilihan sadar memilih profesi menjadi seorang guru, saya menyadari bahwa tugas guru layaknya seorang arsitek. Punya tugas merancang lingkungan yang memungkinkan munculnya penemuan-penemuan.  Saat saya berada dikelas dan berhadapan dengan anak didik, satu hal yang terus berputar-putar di kepala adalah kelak akan menjadi seperti apa mereka dengan ilmu yang saya ajarkan.

Saya menyadari bahwa tugas utama adalah mendidik mereka untuk siap menghadapi zamannya dan menjadikan mereka sebagai calon-calon penemu handal. Dengan sadar akan tugas berat tersebut,maka semua harus disiapkan dengan matang dan terencana. Mengajar bukan hanya sekedar masuk dan menyampaikan materi lalu selesai. Kelas saya harus menjadi kelas merdeka belajar.
Ya benar, semua bermula dari kelas merdeka belajar. Tentu ada banyak hal yang yang harus dihadapi diruang kelas merdeka belajar. Fakta yang harus saya hadapi untuk memulai mengarsiteki kelas. Terlebih ketika saya mengampu mata pelajaran matematika. Pelajaran yang masih dianggap momok menakutkan oleh banyak anak didik. Pelajaran yang hampir tidak disukai oleh banyak siswa. Sehingga dibutuhkan strategi dan Langkah jitu untuk mewujudkan kelas matematika yang merdeka, merdeka belajar matematika.
Pertama, merencanakan kelas merdeka. Sebagai arsitek kelas, penting untuk merencanakan kelas merdeka belajar dengan strategi yang tepat. Mengubah stigma matematika pelajaran yang membosankan dan menyulitkan teramat berat. Karena memang konsep dasar dan kemampuan dasar berhitung siswa masih kurang. Untuk itu, merencanakan pembelajaran yang menyenangkan menjadi solusi untuk menjembataninya.
Perencanaan pembelajaran untuk kelas merdeka belajar tentulah harus memperhatikan banyak aspek. Ketersediaan alat, sarana prasarana pembelajaran dan cakupan luasnya materi pembelajaran. Tidak ada halangan untuk menjalankan rencana pembelajaran kelas merdeka belajar jika memang kondisi sekolah tidak memungkinkan. Mencari alternatif yang lebih simpel dan mudah dapat mengganti rencan ideal.
Kedua, Menentukan model pembelajaran yang cocok digunakan untuk dipraktekkan di kelas merdeka belajar. Kebiasaan dan kenyamanan menggunakan model konvensional ceramah berjam-jam dihadapan siswa haruslah segera dihilangkan.  Seabrek model pembelajaran terbaik dari para ahli pendidikan wajib untuk dipraktekkan. Mulai dari show ball throwing, jigsaw, think pair share, number head together semua sudah dilakoni. Hasilnya, anak-anak sangat menyukainya. Belajar tanpa beban, bebas berekspresi dan penuh motivasi.
Ketiga, mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari di sekitar mereka. Para ahli sering menyebutnya dengan realistic mathematics education atau RME. Pembelajaran matematika di kelas haruslah memiliki keterhubungan dengan lingkungan.
Saat mengajarkan konsep lingkaran, tentu anak didik kita saban hari mengendarai sepeda yang rodanya berbentuk lingkaran. Saat mengajarkan bangun ruang sisi datar, bak mandi anak-anak kita dirumahnya merupakan bentuk dari bangun ruang sisi datar. Ketika menyampaikan materi kesebangunan, mengukur tinggi tiang bendera sekolah menjadi ajang praktek.
Dengan senantiasa mengaitkan matematika dengan kehidupan, secara alam bawah sadar anak didik akan merasakan matematika ada dalam keseharian hidupnya. Matematika ternyata ada dirumah, dikamar, dan lingkungan permainan mereka. Stigma bahwa matematika itu sulit dan tidak ada gunanya akan terbantahkan.
Keempat, melaksanakan proses belajar yang kreatif, inovatif dan menyenangkan. Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan inti dari tugas guru sebagai arsitek kelas. Perencanaan yang telah matang disusun, dipraktekkan secara totalitas di ruang kelas. Pembukaan kelas yang mempesona dan mengejutkan, kerja kelompok yang menghasilkan karya inovatif, suasana pembelajaran yang bahagia dan menyenangkan saat semua anggota kelas saling berkontribusi dalam pembelajaran.
Jangan pernah menganggap bahwa anak didik kita hanyalah sebuah botol kosong tanpa isi. Kelas merdeka belajar membuka ruang seluas-luasnya bagi guru dan siswa untuk bereksplorasi. Biarkan anak didik bereksperimen di kelas dengan tema yang kita berikan. Ajak mereka berpendapat dengan bahasanya untuk menyampaikan hasil kerjanya. Hargai hasil kerja mereka dengan apresiasi yang membanggakan. Kelas merdeka dan menyenangkan akan tercipta.
Kelima, evaluasi pembelajaran yang komprehensif. Untuk tahu sejauh mana proses pembelajaran di kelas sudah berjalan sesuai rencana, maka sangat diperlukan evaluasi pembelajaran yang menyeluruh. Penilaian yang menyentuh semua aspek kemampuan siswa mulai dari kognitif, afektif dan psikomotor. Selain menilai hasil belajar siswa dari pengetahuan yang sudah dipelajari, sikap siswa dalam berinteraksi di kelas dan sesamanya, serta keterampilan dalam mencipta proyek juga menjadi objek penilaian yang komprehensif.
Setiap anak didik memiliki karakter belajar yang berbeda-beda. Menghargai setiap karakter dan kompetensi mutlak dimiliki oleh setiap guru. Cita-cita ingin menjadikan anak didik sebagai calon penemu unggul akan tercipta. Guru arsitek dari kelas merdeka belajar mencetak calon penemu unggul untuk masa depan Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar